06 April, 2011

kasih si ayah




"Soalnya pasal hati.Semakin hari -semakin dia menjauhi aku.Apa salah aku.Mengapa dia buat aku sebegini rupa.Bagaimana harus aku jelaskan.Bagaimana harus aku lakukan, agar tangan yang aku hulurkan ini disambut olehnya.Disaat ini aku memerlukan pendamping sepertinya."

Bertalu-talu aku ditanya.Bagaikan aku ini pakar motivasi. Aku mula menyusun perkataan, sedikit demi sedikit aku luahkan.Sebagai seorang rakan, aku tidak ingin menyakitkan hatinya dengan perkatan direct menyusuk hatinya.Aku alaskan dengan menanya dia, bait-bait yang halus. Gementar juga hati ini, apa tidaknya soalan itu bagaikan si bunga bertanya kepada sibunga.Aku positifkan diri.Sebenarnya, hati dia runsing.Runsingkan siayahnya, yang jauh di sana.Walaupun baru sahaja pulang dari menjenguk ayahnya.

Aku tidaklah pandai dalam memberi namum mungkin tulisan ini merupakan perkongsian. Bukan dari pengalaman sendiri, tapi dari pembacaan dan pengalaman orang lain.Aku teringat dalam buku "nota hati seorang lelaki" tulisan ust Pahrol Mohd Juoi.Kisahnya dimana semasa dia dialam sebagai ayah.Bagaimana dia mendidik anaknya.Dia ada menulis tentang kasih ibu tak boleh diganti.Aku tersentuh tentang ceritanya.Seorang bapa tidak mungkin dapat menggantikan kasih seorang ibu.Seorang bapa hanya mampu menghadiahkan seorang ibu kepada anaknya.Itu merupakan hadiah yang terbaik.

Memang betullah kata-kata orang tua,bela sekandang lembulebih senag dari membela seorang anak perempuan.Jika tidak kena gaya,alamak rosaklah sianak itu.Perempuan bagaikan satu helai kain putih yang bersih.Jika kita salah mencoraknya, maka tidak akan laku untuk dijual.Begitu jugalah, perempuan.Jika salah kita mendidiknya, maka....
Kita sebagai anak hendaklah sentiasa mendoakan kesejahteran kedua ibu bapa kita.Hidup sebagai pemberi lebih baik dari penerima.Percayalah.



Memberi kepada ibu pada seperti memberi kepada diri sendiri.Doa sibu dan siayah sememangnya mustajab.Harapan mereka kenyataan.Kasih mereka bekalan.Benarlah sabda Nabi Muhammad SAW, keredhaan Allah terletak kepada keredhaan ibu bapa.
Kadang-kadang kata-kata mereka itu hanya untuk menguji kita sebagai anaknya.Mereka memang percaya, kita bolah lakukan.Tapi sejauh man dan berapa lama kita blh istiqomah dalam sesuatu perkara itu.

Dulu kita asyik memberontak, bila ayah kita tidak sependapat dengan kita.Seorang ayah merupakan pimpinan keluarga.Dia sudah tahu yang mana jantan dan yang mana betina.Asam garam sudah banyak dirasanya dari kita.Pengalaman mereka banyak mengajar mereka tentang liku-liku rumah tangga.
Aku sendiri, banyak tidak setuju dengan keputusan ayah aku. Aku maih teringat sewaktu tingkatan tiga.Aku ingin menjadi wakil sekolah dalam bola sepak.Nama aku sudah tersenarai, namun, harapan berkecai, bila aku disuruh tidak meneruskan niat aku itu.Aku marah.Tapi ape yang aku boleh buat.Aku akur.Segala keputusannya, mungkin ade hikmah.Ibuku menenangkan aku.
Dia sering bepesan.Jangan jadi sepertinya.Belajar, belajar dan belajar.Seorang ayah tidak akan sanggup melihat anaknya dalam kesusahan.Tapi dia mahu kita belajar dari kesusahan.Itulah kasih ayah.Dia tidak akan lepaskan tangan kita, dia akan selalu membimbing bila mana kita dalam kesulitan.Dialah pakar motivasi.Dialah pensyarah kepada universiti kehidupan kita.

"seorang anak dilahirkan putih bersih, terpulang kepada ibu ayahnya yang menjadikan dia Yahudi,Nasrani dan Majusi"
riwayat al-bukhari

Ini sahajalah celoteh aku kali ini.untuk pengakhir kalinya aku ini berpesan, sebelum kita menyayangi orang lain, sayangilah diri sendiri dulu.
aku harap apabilasidia membaca entri ini, akan terjawab persoalannya.Ingatlah dia bukan melupakan kita, tapi dia mungkin sedang belajar menjadi ayah.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

sahabat@sahabiah PMI

.: sahabat utm :.

sahabat nun disana